Ini adalah daftar 15 program yang dijadikan sebagai program kerja pemerintah dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Silakan berpendapat, program mana saja yang belum dipenuhi, yang sudah terpenuhi, yang belum dipenuhi dengan baik dan harus ditingkatkan, serta mana yang sama sekali gagal? Atau mungkin pertanyaannya sedikit dirubah, mana yang kalian tahu, dan mana yang kalian tidak tahu?
1. Pemberantasan mafia hukum
2. Revitalisasi industri pertahanan
3. Penanggulangan terorisme
4. Pengadaan listrik
5. Produksi dan ketahanan pangan
6. Revitalisasi pabrik pupuk dan gula
7. Membenahi keruwetan, kompleksitas yang berkaitan dengan penggunaan tanah dan tata ruang
8. Pembangunan infrastruktur
9. Pengembangan usaha mikro, usaha kecil dan menengah
10. Pendanaan Pembangunan dan Investasi
11. Perubahan iklim dan lingkungan
12. Reformasi bidang kesehatan
13. Reformasi di bidang pendidikan
14. Kesiagaan penanggulangan bencana
15. Sinergis antara pemerintah pusat dan daerah
Apakah teman-teman, bapak-bapak, ibu-ibu, semua tahu program-program di atas? Tak usah muluk-muluk terealisasi atau terpenuhi dan sebagainya lah, minimal tahu atau tidak? Itu saja dulu. Bagaimana rakyat ingin tahu suatu pemerintahan itu berhasil atau tidak, bagaimana rakyat bisa menilai suatu pemerintahan berjalan baik atau tidak, berpihak terhadap rakyat atau tidak, kalau sosialisasi programnya saja masih sangat-sangat buruk. Apa yang menjadi parameter rakyat untuk bisa mengevaluasi kinerja kalau rakyat saja tidak tau apa-apa saja yang menjadi program kerja pemerintahan SBY-Boediono selama 100 hari. Ini baru 100 hari rekan-rekan, bagaimana 1 tahun? 3 tahun? 5 tahun?
Sekarang masalah realisasi. Jika kita melihat dengan seksama 15 program yang tercantum di atas, tentu kita akan tertawa sendiri saat membacanya, betul tidak? Jangankan berjalan dengan baik, berjalan dengan normal saja nyaris tidak pernah tersentuh alias masih berjalan sangat buruk. Kita lihat poin memberantas mafia hukum. Bukannya semakin membaik, justru di era SBY-Boediono satu demi satu kebusukan dunia hukum kita mulai terkuak. Di saat tiga lembaga hukum bermasalah, SBY seperti tidak berkutik dan tidak memiliki solusi layaknya orang buta hukum. Kasus rutan Artalyta dan narapidana-narapidana "istimewa" pun akhirnya terlihat, dan menurut beberapa sumber, kejadian ini sebenarnya sudah lama terjadi. Kenapa mulai diusut kalau hanya sudah terblow up di media saja? Saya jamin 100%, kalau kasus ini tidak terblow up, sampai sekarang pasti tidak akan pernah ada perubahan dan evaluasi di bidang hukum ini.
Belum lagi masalah korupsi. Tentu kita ingat di salah satu iklan SBY saat masa kampanye dulu berbunyi, SBY adalah presiden yang bersih dan berjanji ingin membersihkan pemerintahannya dari korupsi. Tapi nyatanya? Skandal Century terbongkar! Uang rakyat bernilai kurang lebih 6.7 triliyun raib entah kemana, hingga kini belum jelas keadannya. Kebanyakan pakar dan media pun melihat bahwa setidaknya terdapat indikasi bahwa SBY ternyata terlibat di dalamnya entah itu sedikit ataupun dominan. "Semua itu fitnah, semua itu bohong!" sanggah SBY. Haha saya tergelitik. Menurut saya, pendapat seorang pakar itu sangat sayang sekali kalau hanya fitnah belaka, karena mereka semua adalah orang berintelektual. Untuk masalah korupsi ini, rapor merah pun menjadi sesuatu yang sangat pas seperti yang diberitakan KOMPAS. Hei SBY, satu janjimu sudah kau langgar!
Belum lagi masalah pendidikan dimana UU BHP, undang-undang yang menjual pendidikan, disahkan di jaman SBY dan ditandatangani langsung oleh beliau. Masalah kesehatan dimana pelayanan kesehatan masih sangat buruk, dengan kualifikasi yang kaya akan mendapatkan pelayanan baik, dan yang miskin hanya akan mendapatkan pelayanan seadanya, bahkan tidak mendapatkan pelayanan sama sekali mungkin. Dan ketika mencoba dibahas dan disebar melalui media, justru malah dituntut dengan pelanggaran pencemaran nama baik seperti kasus Prita. Dan lagi-lagi SBY baru hanya bertindak kalau suatu masalah sudah terblow up ke media. Mungkin untuk pencitraan kali agar di mata rakyat kinerja beliau sudah sangat sempurna. Apakah presiden tukang bohong seperti ini yang kalian harapkan?
Masalah perdagangan bebas dengan adanya FTA, perjanjian dengan China dan ASEAN. Mau diapakan nasib buruh-buruh kita, petani-petani kita? Belum disahkan saja, jumlah pemutihan alias pemecatan buruh-buruh di Indonesia sudah sangat tinggi karena omset perdagangan mereka tidak laku, karena kalah bersaing dengan barang-barang luar negeri, bagaimana dengan disahkannya undang-undang ini? Berjuta rakyat miskin akan terus bermunculan dan bertambah satu demi satu. Dan masih banyak yang lainnya kebijakan-kebijakan beliau yang sangat tidak pro rakyat dan melanggar janji politiknya sendiri.
"Tapi coba lihat dari sisi positifnya dong Rul?" hahaha. Teman-teman, semua hal positif yang dia lakukan itu adalah suatu kewajiban yang memang seharusnya dilakukan oleh presiden. Lagian, apa sih hal positif yang telah dia lakukan yang memiliki pengaruh besar terhadap bangsa ini? Berhasil mewujudkan pendidikan 9 tahun gratis? Hei, coba lihat negara-negara di Eropa, Amerika, bahkan di Asia seperti malaysia. Gratis pendidikan 9 tahun itu adalah suatu kewajiban dan suatu keharusan. Bukan suau prestasi jika salah satu presiden kita berhasil mewujudkannya, sesuai yang sudah tertulis di konstitusi. Ketika saya tahu ini dijadikan sebuah prestasi oleh tim sukses SBY saat kampanye dulu, saya terbahak-bahak melihatnya. Sekali lagi saya tanya, apa hal positif yang telah dia lakukan? Apa hal positif yang memiliki pengaruh besar untuk banga ini? Oia saya lupa, ternyata ada satu hal yang berhasil dia lakukan. Beliau berhasil mengeluarkan ALBUM! Dan menurut teman saya, beliau berhasil kok rul. Berhasil bikin semua jadi mahal, berhasil mencekik leher rakyat.
Dan ketika saya mendengar pidato beliau mengenai 100 hari ini, "100 hari kok dijadikan parameter gagalnya suatu pemerintahan berhasil atau gagal, kok tiba-tiba mau menuntut untuk turun?" Hei SBY, engkau itu bukan 100 hari, tapi 5 tahun 100 hari! Dan ketika kau bilang 100 hari bukan sebuah patokan, itu salah besar! 100 hari adalah pencitraan awal untuk kita dan melihat bagaimana arah perubahan yang akan terjadi selama 5 ahun ke depan. Kalau 100 harinya saja sudah buruk (hanya 10% saja yang dilakukan dari total program kerja 100 hari), bagaimana kita bisa percaya, rakyat bisa percaya 5 tahun ke depan akan baik-baik saja dan semua program aka berjalan lancar. Memegang 100 hari saja tidak becus, bagaimana memegang 5 tahun masa jabatan wahai orang tuaku SBY tercinta. Dan di pidato itu, sangat terlihat jelas bahwa SBY memang gila kekuasaan! Tak ada sedikitpun rasa bersalah beliau, rasa hormat dan simpatik beliau kepada seluruh masa aksi yang berdemo hari ini, yang ada malah cibiran, nada sinis, dan pembentukan opini yang lagi-;agi menyengsarakan rakyat. Menurut mas Boni (dosen FISIP UI yang juga merupakan pakar politik), SBY adalah suatu bentuk cerminan pemimpin diktator modern di abad ini.
"100 hari itu bukanlah hal yang istimewa. 100 hari hanya bagian kecil dari masa jabatan. Mana mungkin hanya dalam waktu 100 hari saja sudah dnilai gagal!" Hei SBY, saya benar-benar mengangis memiliki presiden seperti engkau. Ini bukan masalah kinerja keseluruhan bung, bukan masalah dalam waktu 100 sudah gagal atau tidak, tapi dalam waktu 100 hari itu bisa dilihat bagaimana arah perjuangan, arah perubahan, dan gambaran kinerja selama 5 tahun ke depan. Kami bukannya menilai dalam waktu 100 hari sudah gagal, bukan! Bapak SBY tentu pernah merasakan bangku kuliah kan, berorganisasi di lingkungn kampus kan? Di kampus, seorang ketua BEM saja memiliki waktu 100 hari untuk memperlihatkan kinerja sebaik-baiknya, merealisasikan program-program kerja 100 harinya, dan berkelakuan sebaik mungkin. Kami tidak menilai 100 hari itu adalah penilaian untuk ukuran gagal ata tidak, tapi gambaran untuk engkau bekerja selama 5 tahun! Dan ketika 100 hari saja terlihat sangat buruk, bagaimana 5 tahun ke depan, itu tuntutannya! Kami ingin perubahan, ingin ada evaluasi dengan 100 hari menjadi acuannya. Sebelum terlanjur berjalan satu tahun, tiga tahun, bahkan lima tahun, kami ingn mengingatkan di momen 100 hari ini agar beliau bisa merubah kinerjanya, atau kalau tidak MUNDUR dan tidak usah melanjutkan masa kepemimpinannya sama sekali! Jujur saya tidak terima rakyat dilecekan dengan tidak mengerti makna 100 hari!
Ingat, hari ini adalah bukan 100 hari kinerja SBY, tapi 5 tahun 100 hari kinerja SBY. Masalah rakyat bukan hanya dilihat dari angka-angka saja, bukan dari data-data saja, tapi coba lihat realitas di lapangan, kenyataan yang terjadi di lapangan? Rakyat masih banyak yang menderita. Bahkan 36 ormas/aliansi telah menyuarakan terang-terangan bahwa SBY telah GAGAL menjadi pemimpin seperti dikutip KOMPAS. Kalau sudah seperti ini, menurut kalian apakah SBY telah gagal? Atau sangat gagal? Saya yakin kalian semua sudah bisa menjawab masing-masing. Majulah bangsaku, Indonesiaku, sampai kapanpun AKU AKAN CINTA PADAMU INDONESIAKU!
1. Pemberantasan mafia hukum
2. Revitalisasi industri pertahanan
3. Penanggulangan terorisme
4. Pengadaan listrik
5. Produksi dan ketahanan pangan
6. Revitalisasi pabrik pupuk dan gula
7. Membenahi keruwetan, kompleksitas yang berkaitan dengan penggunaan tanah dan tata ruang
8. Pembangunan infrastruktur
9. Pengembangan usaha mikro, usaha kecil dan menengah
10. Pendanaan Pembangunan dan Investasi
11. Perubahan iklim dan lingkungan
12. Reformasi bidang kesehatan
13. Reformasi di bidang pendidikan
14. Kesiagaan penanggulangan bencana
15. Sinergis antara pemerintah pusat dan daerah
Apakah teman-teman, bapak-bapak, ibu-ibu, semua tahu program-program di atas? Tak usah muluk-muluk terealisasi atau terpenuhi dan sebagainya lah, minimal tahu atau tidak? Itu saja dulu. Bagaimana rakyat ingin tahu suatu pemerintahan itu berhasil atau tidak, bagaimana rakyat bisa menilai suatu pemerintahan berjalan baik atau tidak, berpihak terhadap rakyat atau tidak, kalau sosialisasi programnya saja masih sangat-sangat buruk. Apa yang menjadi parameter rakyat untuk bisa mengevaluasi kinerja kalau rakyat saja tidak tau apa-apa saja yang menjadi program kerja pemerintahan SBY-Boediono selama 100 hari. Ini baru 100 hari rekan-rekan, bagaimana 1 tahun? 3 tahun? 5 tahun?
Sekarang masalah realisasi. Jika kita melihat dengan seksama 15 program yang tercantum di atas, tentu kita akan tertawa sendiri saat membacanya, betul tidak? Jangankan berjalan dengan baik, berjalan dengan normal saja nyaris tidak pernah tersentuh alias masih berjalan sangat buruk. Kita lihat poin memberantas mafia hukum. Bukannya semakin membaik, justru di era SBY-Boediono satu demi satu kebusukan dunia hukum kita mulai terkuak. Di saat tiga lembaga hukum bermasalah, SBY seperti tidak berkutik dan tidak memiliki solusi layaknya orang buta hukum. Kasus rutan Artalyta dan narapidana-narapidana "istimewa" pun akhirnya terlihat, dan menurut beberapa sumber, kejadian ini sebenarnya sudah lama terjadi. Kenapa mulai diusut kalau hanya sudah terblow up di media saja? Saya jamin 100%, kalau kasus ini tidak terblow up, sampai sekarang pasti tidak akan pernah ada perubahan dan evaluasi di bidang hukum ini.
Belum lagi masalah korupsi. Tentu kita ingat di salah satu iklan SBY saat masa kampanye dulu berbunyi, SBY adalah presiden yang bersih dan berjanji ingin membersihkan pemerintahannya dari korupsi. Tapi nyatanya? Skandal Century terbongkar! Uang rakyat bernilai kurang lebih 6.7 triliyun raib entah kemana, hingga kini belum jelas keadannya. Kebanyakan pakar dan media pun melihat bahwa setidaknya terdapat indikasi bahwa SBY ternyata terlibat di dalamnya entah itu sedikit ataupun dominan. "Semua itu fitnah, semua itu bohong!" sanggah SBY. Haha saya tergelitik. Menurut saya, pendapat seorang pakar itu sangat sayang sekali kalau hanya fitnah belaka, karena mereka semua adalah orang berintelektual. Untuk masalah korupsi ini, rapor merah pun menjadi sesuatu yang sangat pas seperti yang diberitakan KOMPAS. Hei SBY, satu janjimu sudah kau langgar!
Belum lagi masalah pendidikan dimana UU BHP, undang-undang yang menjual pendidikan, disahkan di jaman SBY dan ditandatangani langsung oleh beliau. Masalah kesehatan dimana pelayanan kesehatan masih sangat buruk, dengan kualifikasi yang kaya akan mendapatkan pelayanan baik, dan yang miskin hanya akan mendapatkan pelayanan seadanya, bahkan tidak mendapatkan pelayanan sama sekali mungkin. Dan ketika mencoba dibahas dan disebar melalui media, justru malah dituntut dengan pelanggaran pencemaran nama baik seperti kasus Prita. Dan lagi-lagi SBY baru hanya bertindak kalau suatu masalah sudah terblow up ke media. Mungkin untuk pencitraan kali agar di mata rakyat kinerja beliau sudah sangat sempurna. Apakah presiden tukang bohong seperti ini yang kalian harapkan?
Masalah perdagangan bebas dengan adanya FTA, perjanjian dengan China dan ASEAN. Mau diapakan nasib buruh-buruh kita, petani-petani kita? Belum disahkan saja, jumlah pemutihan alias pemecatan buruh-buruh di Indonesia sudah sangat tinggi karena omset perdagangan mereka tidak laku, karena kalah bersaing dengan barang-barang luar negeri, bagaimana dengan disahkannya undang-undang ini? Berjuta rakyat miskin akan terus bermunculan dan bertambah satu demi satu. Dan masih banyak yang lainnya kebijakan-kebijakan beliau yang sangat tidak pro rakyat dan melanggar janji politiknya sendiri.
"Tapi coba lihat dari sisi positifnya dong Rul?" hahaha. Teman-teman, semua hal positif yang dia lakukan itu adalah suatu kewajiban yang memang seharusnya dilakukan oleh presiden. Lagian, apa sih hal positif yang telah dia lakukan yang memiliki pengaruh besar terhadap bangsa ini? Berhasil mewujudkan pendidikan 9 tahun gratis? Hei, coba lihat negara-negara di Eropa, Amerika, bahkan di Asia seperti malaysia. Gratis pendidikan 9 tahun itu adalah suatu kewajiban dan suatu keharusan. Bukan suau prestasi jika salah satu presiden kita berhasil mewujudkannya, sesuai yang sudah tertulis di konstitusi. Ketika saya tahu ini dijadikan sebuah prestasi oleh tim sukses SBY saat kampanye dulu, saya terbahak-bahak melihatnya. Sekali lagi saya tanya, apa hal positif yang telah dia lakukan? Apa hal positif yang memiliki pengaruh besar untuk banga ini? Oia saya lupa, ternyata ada satu hal yang berhasil dia lakukan. Beliau berhasil mengeluarkan ALBUM! Dan menurut teman saya, beliau berhasil kok rul. Berhasil bikin semua jadi mahal, berhasil mencekik leher rakyat.
Dan ketika saya mendengar pidato beliau mengenai 100 hari ini, "100 hari kok dijadikan parameter gagalnya suatu pemerintahan berhasil atau gagal, kok tiba-tiba mau menuntut untuk turun?" Hei SBY, engkau itu bukan 100 hari, tapi 5 tahun 100 hari! Dan ketika kau bilang 100 hari bukan sebuah patokan, itu salah besar! 100 hari adalah pencitraan awal untuk kita dan melihat bagaimana arah perubahan yang akan terjadi selama 5 ahun ke depan. Kalau 100 harinya saja sudah buruk (hanya 10% saja yang dilakukan dari total program kerja 100 hari), bagaimana kita bisa percaya, rakyat bisa percaya 5 tahun ke depan akan baik-baik saja dan semua program aka berjalan lancar. Memegang 100 hari saja tidak becus, bagaimana memegang 5 tahun masa jabatan wahai orang tuaku SBY tercinta. Dan di pidato itu, sangat terlihat jelas bahwa SBY memang gila kekuasaan! Tak ada sedikitpun rasa bersalah beliau, rasa hormat dan simpatik beliau kepada seluruh masa aksi yang berdemo hari ini, yang ada malah cibiran, nada sinis, dan pembentukan opini yang lagi-;agi menyengsarakan rakyat. Menurut mas Boni (dosen FISIP UI yang juga merupakan pakar politik), SBY adalah suatu bentuk cerminan pemimpin diktator modern di abad ini.
"100 hari itu bukanlah hal yang istimewa. 100 hari hanya bagian kecil dari masa jabatan. Mana mungkin hanya dalam waktu 100 hari saja sudah dnilai gagal!" Hei SBY, saya benar-benar mengangis memiliki presiden seperti engkau. Ini bukan masalah kinerja keseluruhan bung, bukan masalah dalam waktu 100 sudah gagal atau tidak, tapi dalam waktu 100 hari itu bisa dilihat bagaimana arah perjuangan, arah perubahan, dan gambaran kinerja selama 5 tahun ke depan. Kami bukannya menilai dalam waktu 100 hari sudah gagal, bukan! Bapak SBY tentu pernah merasakan bangku kuliah kan, berorganisasi di lingkungn kampus kan? Di kampus, seorang ketua BEM saja memiliki waktu 100 hari untuk memperlihatkan kinerja sebaik-baiknya, merealisasikan program-program kerja 100 harinya, dan berkelakuan sebaik mungkin. Kami tidak menilai 100 hari itu adalah penilaian untuk ukuran gagal ata tidak, tapi gambaran untuk engkau bekerja selama 5 tahun! Dan ketika 100 hari saja terlihat sangat buruk, bagaimana 5 tahun ke depan, itu tuntutannya! Kami ingin perubahan, ingin ada evaluasi dengan 100 hari menjadi acuannya. Sebelum terlanjur berjalan satu tahun, tiga tahun, bahkan lima tahun, kami ingn mengingatkan di momen 100 hari ini agar beliau bisa merubah kinerjanya, atau kalau tidak MUNDUR dan tidak usah melanjutkan masa kepemimpinannya sama sekali! Jujur saya tidak terima rakyat dilecekan dengan tidak mengerti makna 100 hari!
Ingat, hari ini adalah bukan 100 hari kinerja SBY, tapi 5 tahun 100 hari kinerja SBY. Masalah rakyat bukan hanya dilihat dari angka-angka saja, bukan dari data-data saja, tapi coba lihat realitas di lapangan, kenyataan yang terjadi di lapangan? Rakyat masih banyak yang menderita. Bahkan 36 ormas/aliansi telah menyuarakan terang-terangan bahwa SBY telah GAGAL menjadi pemimpin seperti dikutip KOMPAS. Kalau sudah seperti ini, menurut kalian apakah SBY telah gagal? Atau sangat gagal? Saya yakin kalian semua sudah bisa menjawab masing-masing. Majulah bangsaku, Indonesiaku, sampai kapanpun AKU AKAN CINTA PADAMU INDONESIAKU!