Cerita ini saya dapat dari guru SD saya, waktu kelas 5 apa kalo nggak salah. Bagus banget ceritanya. Saya akan coba mengingatnya lagi, lalu menulis dan membuatnya dengan kata-kata sendiri, insya 4WI :p
Baru Bertobat
Alkisah, suatu hari, pada zaman dahulu kala, saat seketika di suatu tempat, (haduh boros banget ya?), hiduplah seorang lelaki bernama PANJUL. Umurnya ya kira-kira sudah kepala 4. Sehari-hari dia bekerja sebagai PREMAN PASAR. Hidupnya pun penuh dengan maksiat.
Agamanya sih islam (tertulis di KTP nya gitu), tapi jangankan beribadah kepada Allah, setelah ia dewasa, melangkahkan kakinya ke masjid saja dia belum pernah, memegang kitab yang namanya Al-Quran saja dia belum merasakan, apalagi untuk solat, ngaji, zakat, puasa, dan lain-lainnya. Kerjaannya tiap hari adalah malakin orang, nyopet, nyolong, mabok-mabokan, main perempuan (zinah), judi, pengedar dan pemakai narkoba (apalagi rokok), bandar VCD porno, mucikari juga, pokoknya belum ada satupun maksiat yang belum pernah dia lakuin. Kesehariannya dia lalui hanya berfoya-foya, tanpa pernah memikirkan ibadahnya sebagai seorang muslim.
Suatu ketika, ketika sedang tidur-tiduran di rumah kecilnya (dia memang hidup sebatang kara karena belum menikah), dia mendengar ada sebuah benda jatuh tak jauh dari posisinya. Ternyata sumbernya dari lemari pakaiannya. Panjul pun bergegas mencari tahu. Dan ternyata, tanpa ia duga-duga, benda tersebut adalah sebuah foto keluarga dimana di dalam foto itu terdapat Panjul kecil bersama kedua orang tuanya. Panjul seketika terhenyak dan terdiam.
Seketika dia pun langsung teringat pesan terakhir kedua orang tuanya sebelum meninggal, "Njul, kalo udah besar nanti kamu harus jadi ustadz ya. Kamu harus berjuang di jalan Allah, kamu harus menolong agama Allah, kamu harus jadi orang yang berguna untuk agama dan bangsa."
Panjul pun langsung menangis terisak-isak, nangis kejer tanpa bisa menahan. Sebuah foto yang sudah lama tersimpan di lemarinya membuat dia sedih bukan main. Dia merasa sangat bersalah, terutama kepada kedua orang tuanya. Dia telah mengecewakannya. Maka, tanpa pikir panjang Panjul pun bergegas untuk pergi ke pasar membeli barang-barang untuk ibadah (dirumahnya sama sekali nggak ada apapun kecuali minuman keras dan kartu remi). Tanpa pikir panjang dia pun membeli baju koko yang paling bagus di pasar itu, membeli sarung yang kilaunya hampir sama kayak berlian disenterin, membeli Al-Quran yang gedenya dua kali kamus indonesia-inggris, beli tasbih yang ukuran butirannya segede biji salak, membeli sajadah yang mirip kayak punya aladin, membeli sorban yang panjangnya kayak karpet masjid, pokoknya semua barang yang paling bagus ia beli. Kebetulan hari itu hari kamis, dan ia berniat untuk mengenakan semuanya besok saat solat jumat. Dia memang menyimpan uang di brankasnya untuk keperluan-keperluan mendadak.
Keesokan harinya, hari yang ditunggu pun tiba. Dia bergegas pergi untuk jumatan. Dengan postur tubuhnya yang tinggi kekar dan besar, lalu dengan jambangnya yang panjang dan jenggotnya yang lebat, Panjul memang mirip sekali dengan orang-orang Arab. Dia pun telah mengenakan semuanya. Baju koko, sarung, sorban, tasbih yang besar itu, sajadah, dan Al-Quran tentunya. Dan tak lupa minyak wangi yang baunya masih tercium pada radius 100 meter. Tak lama dia pun melangkahkan kakinya di masjid, dan dengan sangat percaya diri duduk di barisan paling depan. Dia pun bersiap melaksanakan solat jumat yang sudah berpuluh-puluh tahun tak ia kerjakan.
Tiba-tiba, sesaat sebelum solat jumat dimulai, terdengar suara para pengurus masjid yang sangat gaduh. Mereka bingung karena khotib yang berkhutbah pada hari ini tiba-tiba berhalangan hadir. Semunya pun ramai bukan main.
Namun tiba-tiba ada seorang pengurus masjid berkata dengan lantangnya, "Wahai saudara-saudara, tenang, tak usah khawatir, tidakkah kau lihat di depan sana. Ada seorang habib besar yang langsung datang dari Arab. Saya yakin ilmunya sangat tinggi. Kita tunjuk dia saja sebagai khotib pada hari ini." Semua matapun tertuju pada Panjul dan yang lain pun sontak berkata, "Oh iya ya, setujuuu!"
Panjul, yang dikira oleh para pengurus masjid sebagai seorang habib besar, masih belum tau apa-apa sampai seorang pengurus pun datang menghampirinya. "Aslm habib, kebetulan khotib pada jumat kali ini berhalangan hadir, maukah habib menggantikannya?", kata salah seorang pengurus masjid. Panjul pun tanpa bernafas langsung berteriak, "Apaaaaaaaaa?". "Iya habib, saya mohon anda berbagi-bagi ilmu di masjid ini, oke ya pak" Panjul pun tidak bisa menjawab apa-apa lagi karena seluruh aliran darahnya terhenti, jantungnya pun sejenak berhenti, pokoknya kaget bukan main.
Setelah adzan berkumandang, Panjul pun "dipaksa" naik ke mimbar dengan keringat bercucuran seperti ada yang bocor. Panjul keringat dingin bukan main. Jantungnya berdetak 100 kali per detik saking deg-degkannya. Setelah dia naik ke mimbar, suasana hening sejenak. Suasana di masjid mendadak menjadi sangat sepi sunyi dan senyap. Sudah 15 menit berlalu, ternyata Panjul belum berkata satu kata pun. Tiba-tiba hal yang tak diduga-duga terjadi.
Panjul pun memegang mic di depannya pertanda dia akan mengucapkan sesuatu, "Hmm..Hmm.." Tanpa mengucap salam terlebih dahulu, Panjul pun berkata, "WAHAI SELURUH JAMAAH MASJID, BAGI KALIAN SEMUA YANG INGIN SELAMAT, SEGERA TINGGALKAN MASJID INIIIII!!!"
Sontak seluruh jamaah yang mendengarnya pun kaget bukan main, termasuk si Panjul. Panjul merasa tidak sadar dengan apa yang ia katakan. Mengira Panjul sebagai seorang habib besar yang ilmunya sangat tinggi, para jamaah pun berbodong-bondong, rebutan segera meninggalkan masjid. Sekejap masjid yang tadinya penuh sesak menjadi kosong, tinggallah Panjul sendiri. Para jamaah masih menunggu Panjul di luar. Melihat masjid sudah kosong, Panjul pun segera ikut meninggalkan masjid.
Sandalnya pun dipakai satu per satu. Pertama ia mengenakan sandal yang sebelah kanan. Lalu yang sebelah kiri. Sesaat setelah ia selesai mengenakan sandalnya yang sebelah kiri, sebuah peristiwa aneh dan menakjubkan pun terjadi. DUUUUUAAAAARRR!!! Masjid itu pun roboh seketika! Seluruh bangunannya hancur lebur! Panjul yang masih sangat dekat dengan masjid berhasil menyelamatkan diri. Para jamaah yang melihat di luar, matanya tak berkedip, mulutnya menganga, nafasnya terhenti sejenak, lalu berkata, "ASTAGFIRULLAH YA RABB"
Bagaimana dengan Panjul? Haha dia jauh lebih shock dan kaget 1000 kali lipat dibanding para jamaah. Sejenak pun ia menjadi patung. Dia sama sekali tidak menyangka dan mengira dengan apa yang terjadi. Panjul pun disambut bak pahlawan oleh para jamaah. Seluruh jamaah sangat senang sekali karena Panjul telah menyelamatkan nyawa mereka semua. Hingga akhir cerita pun, Panjul masih diam seribu bahasa karena masih belum percaya dengan semua yang telah terjadi.
IBROHnya :
1. Bertobatlah mumpung masih ada waktu
Umur manusia siapa yang tahu ya kan. Mumpung masih ada kesempatan segeralah bertobat.
2. Hidayah itu bisa berasal dari mana saja
Bahkan bila perlu, dari seorang pencuri pun hidayah itu bisa diperoleh.
3. Jangan pernah berlebih-lebihan dalam hal apapun
Lihat kan tadi bagaimana si Panjul beli barang-barang yang mewah, tapi malah dituduh yang enggak-enggak.
4. Jangan pernah merasa kalah sebelum bertanding
Jangan pernah mundur sebelum bertarung, jangan pernah pesimis sebelum mencoba. Walaupun kesannya terpaksa, tapi si Panjul tetap memberanikan diri kan buat maju ke mimbar. Padahal dia nggak tau sama sekali mau ngapain.
5. Jangan hanya menilai orang dari luarnya
Yah sudah cukup lah kasus si Panjul ini jadi contohnya.
6. ALLAH pasti menolong hambanya yang berniat baik
Dengan niat si Panjul yang baik, yang ingin bertobat, Allah menolongnya agar dia tidak maul dan minder
-RA-
0 comment:
Posting Komentar